Pramuka dan Pendidikan Karakter Generasi Muda Indonesia yang Cinta Tanah Air
Tri Satya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh : 1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia” dan mengamalkan Pancasilaa. 2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. 3) Menepati Dasadarma
Sumpah yang diucapkan oleh para insan Praja Muda Karana (PRAMUKA) diatas mungkin terdengar biasa saja, namun jika dihayati dengan seksama bermakna cukup dalam tentang kehormatan, bela Negara dan rasa cinta tanah air dan toleransi dan saling mengasihi manusia sebagai mahluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tri Satya mendorong dan membina sikap mental anggota Gerakan Pramuka (dari Penggalang s.d Penegak Pandega) untuk mampu untuk membedakan sesuatu yang baik dan yang buruk, yang terpuji dan yang tidak terpuji, yang terhormat dan yang tidak terhormat. Selain itu juga harus didukung dengan selalu menaati segala ajaran Tuhan dan tidak melakukan larangan-Nya. Selain itu Tri Satya mendorong untuk mencintai dan menaati produk-produk hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satunya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan mematuhi undang-undang dan menggunakan hak serta melaksanakan kewajiban yang tercantum di dalamnya.
Dalam Pramuka ditemukan banyak nilai-nilai moral yang dapat menjadi dasar pembangunan karakter generasi muda penerus bangsa yang dijabarkan dalam Dasa Dharma yang berbunyi :
-
TAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA. Sebagai pribadi yang lemah, kita harus menyembah Tuhan YME. Dia adalah pencipta yang ada di bumi dan di langit dan segala makhluk yang terlihat maupun tidak terlihat. Sebagai pribadi lemah dan ciptaan-Nya, kita wajib menjalankan perintah-Nya. Contohnya, sebagai muslim mengerjakan salat lima kali sehari semalam, membaca Alquran, puasa, dan lain-lain
-
CINTA ALAM DAN KASIH SAYANG SESAMA MANUSIA. Selain sebagai makhluk pribadi, kita juga sebagai makhluk sosial. Artinya, makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri. Kita perlu teman, bergaul, bertetangga. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain, kita memerlukan bantuan orang lain.
-
PATRIOT YANG SOPAN DAN KSATRIA. Sebagai Pramuka, kita harus berperilaku yang sopan. Tindak-tanduk dalam bersikap dan bertutur kata mesti diperhatikan. Kesopanan melambangkan pribadi seseorang di tengah-tengah pergaulan dalam masyarakat.
-
PATUH DAN SUKA BERMUSYAWARAH. Dalam situasi dan kegiatan apa pun, anggota Pramuka wajib taat dan patuh terhadap aturan yang berlaku, dan dalam kegiatan Pramuka selayaknya bermusyawarah dalam mengambil keputusan terbaik dan memuaskan.
-
RELA MENOLONG DAN TABAH. Pramuka senantiasa rela dalam menolong tanpa membedakan agama, warna kulit, suku, dan sebagainya, dan harus didasari oleh hati yang ikhlas, tulus, tanpa diembel-embeli oleh sikap ingin dipuji. Dalam setiap perjuangan itu seorang anggota Pramuka harus tabah menghadapi gangguan, tantangan, halangan, dan hambatan.
-
RAJIN, TERAMPIL, DAN GEMBIRA. Anggota Pramuka itu harus rajin melakukan sesuatu yang positif. Kegiatan ketika ia berada dalam pembinaan Pramuka harus diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Jangan rajin karena waktu penggodokan dalam kegiatan, tetapi harus dibuktikan ketika ia di rumah, di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan itu pun harus dilaksanakan dengan senang dan gembira.
-
HEMAT, CERMAT, DAN BERSAHAJA. Ada ungkapan yang mengatakan “hemat pangkal kaya”. Betul sekali dengan berhemat, tidak menghambur-hamburkan uang untuk jajan, tidak berhura-hura untuk kepentingan sesaat merupakan awal menjadi orang kaya. Pramuka harus cermat dalam pengeluaran uang, memprioritaskan apa yang harus dibeli atau didahulukan, dan mana yang tidak perlu janganlah dibeli. Meskipun ia kaya, seorang Pramuka jangan sombong di depan orang lain, jangan angkuh, bersahaja dalam bergaul.
-
DISIPILIN, BERANI, DAN SETIA. Anggota Pramuka harus hidup dengan disiplin, baik dalam waktu belajar di sekolah, bermain, dan sebagainya. Kalau Pramuka seperti itu maka hidup tak akan percuma, tetapi akan berguna dalam mencapai cita-cita. Anggota Pramuka harus berani karena benar, tetapi takut karena salah. Jangan berani karena kesalahan, beranilah karena kebenaran. Pramuka harus setia terhadap janji setianya karena itulah nilai-nilai luhur pribadi manusia.
-
BERTANGGUNG JAWAB DAN DAPAT DIPERCAYA. Setiap anggota Pramuka harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah ia perbuat, jangan lari, jangan lempar batu sembunyi tangan. Ia harus konsekuen karena ini adalah modal dari kepercayaan terhadap kita.
-
SUCI DALAM PIKIRAN, PERKATAAN, DAN PERBUATAN. Inilah pribadi manusia yang sejati, bersih pikiran,tidak ada iri dan dengki.
Selain nilai moral, Pramuka juga mengajarkan generasi muda untuk mempunyai rasa cinta tanah air dan sikap bela Negara. Menurut Marsekal Madya TNI Eris Herryanto (Sekretaris Jenderal Kementrian Pertahanan RI) ada 5 unsur utama dalam prinsip bela negara. Pertama adalah dengan selalu waspada dan gigih menjaga lingkungan dari segala ancaman dan gangguan. Kedua, sadar berbangsa dan bernegara dengan menunjukan sikap persatuan dan kesatuan. Ketiga adalah yakin pada Pancasila sebagai fasilitas dan ideologi Negara. Keempat, adalah rela berkorban demi bangsa dan negara. Yakni rela berbakti tanpa pamrih dengan penuh sadar dan ikhlas dan tanggungjawa, selalu siap secara mental dan fisik. “Bisa direalisasikan dalam berdisiplin di rumah, sekolah dan masyrakat. Panya jiwa ulet, kerja keras dan percaya diri, Unsur Kelima atau yang terakhir adalah cinta tanah air.
Dengan dasar Tri Satya dan Dasa Dharma diatas, Pramuka merupakan wadah pembinaan karakter generasi muda Bangsa Indonesia yang seharus bukan hanya dijadikan sebagai “Kegiatan Ekstra kulikuler” di Sekolah, namun seharus menjadi mata pelajaran wajib untuk pembinaan dan character building para penerus Bangsa. Hal ini menjadi perhatian karena dengan kondisi generasi muda sekarang yang semakin “latah” dalam menghadapi globaliasaasi dan budaya asing yang banyak bertentangan dengan budaya asli bangsa Indonesia. Selain itu, Tri Satya dan Dasa Dharma jika hiayati dengan seksama maka akan menghasilkan sebuah karakter generasi muda yang mempunyai kecintaan dan mempunyai sikap bela Negara.
Referensi :
-
http://arifudin.wordpress.com/dasa-darma-pramuka-2 diakses 19 Februari 2012
-
http://kemenpora.go.id/index/preview/pramuka/5166 diakses 19 Februari 2012
-
http://umum.kompasiana.com/2010/01/20/sekelumit-esay-bela-negara diakses 19 Februari 2012
wa ini..pramuka…jaman yang berubah apa pramukanya yang terlalu kaku ya?
kok kayaknya jadi sekedar kewajiban 😀
Wah… Kayaknya Pramukanya ndak berubah, naum kemauan dan budaya kita yang berubah. Orang tua sekarang lebih bangga anaknya ikut kegiatan lain yang lebih “modern” walaupun sebenarnya bertentangan pada budaya asli Negeri ini dengan alasan trend modern…
Salam
Pendidikan sekarang itu lebih menyukai hal yang formal. dari yang formal itu lebih disukai nilai, rangking, dan IP yang bagus. pramuka (boy scout) bisa dikatakan sebagai pendidikan non-formal. jika kita saat ini mengenal pendidikan di alam sebenarnya tidaklah berbeda jauh dari pramuka. argumentasi kira-kira demikian :
1. Boy scout/girl scout mempunyai arti Boy or Girl, anak laki-laki atau anak perempuan yang belajar/school (SC), di luar atau out.
2. materi yang ada dalam pramuka banyak yang merupakan pendalaman dari materi yang ada di sekolah. jadi ada upaya mempraktekkan apa yang telah diterima disekolah. misal cara mengkur kedalaman, atau jarak air disumur dan permukaan. cara mengukur tinggi pohon kelapa dst.
3. apa yang diajarkan dalam pramuka juga mengimbangi dampak buruk dari pengutamaan pendidikan formal. salah satunya adalah apa yang sudah mas Bambang uraikan. karena pendidikan formal banyak juga melahirkan kekerasan yang secara sadar dan tidak kepada siswa. harus diakui bahwa pendidikan formal menghasilkan sistem penilaian siswa bodoh dan pintar. bodoh = malas, pintar = rajin. padahal tidak seharusnya hal demikian diterapkan terlebih kepada siswa yang masih terus berkembang. dan tidak semua yang bodoh adalah malas dan pintar adalah rajin.
pendidikan formal terkadang membuat kita lupa bahwa setiap manusia diberikan kemampuan yang unik. bahwa ada beberapa orang yang diberikan kemampuan sejak lahir menjadi genius. nah dalam pramuka tidak ada yang diutamakan dan dibedakan. mau bodoh atau pintar push up ya push up, harus hormat ya harus hormat. semua dididik bahwa mereka yang diberi label bodoh, malas, nakal, adlah manusia, adalah temen kalian, adalah manusia sama seperti kalian. pramuka menjadi wadah untuk menempa diri untuk semuanya, dan oleh semuanya.
Itulah Mas Istamar…
Sudah saatnya pendidikan karakter generasi muda kita dikembalikan ke jalurnya…
dalam pramuka dasa darma pramuka bukan hanya untuk di hafal dan di ingat saja..
akan tetapi seharusnya dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari – hari..
saya setuju dengan mas bambang..memang sudah saatnya pendidikan karekter generasi muda kita dikembalikan pada jalurnya..
akan tetapi hal yang sering saya liat dan saya alamami di tempat saya kerja…
generasi muda sekarang lebih cuek atau tidak peduli dengan yang namanya cinta tanah air…
generasi muda sekarang lebih condong kepada budaya yang mereka fikir lebih gaul dan lebih kepada budaya yang negatif..
tugas kita untuk dapat menanamkan rasa cinta tanah air pada generasi muda sekarang…
kalo bukan mereka siapa lagi yang akan memimpin negara ini…
Terlalu berat mas Umam kalo kita ditugaskan untuk menanamkan cinta tanah air pada generasi muda….
Yang paling gampang adalah, kita sebagai generasi muda harus menanamkan cinta tanah air pada diri kita masing2…mudah2an bisa jadi contoh bagi yang lain…..
setuju sama mas teddy.. 😀
intinya sebelum sama orang lain sama diri kita sendiri dulu….
Satya Kudharmakan
Dharma Kubaktikan
Agar jaya Indonesia
Indonesia Tanah airku
Kami jadi Pandumu…
Dirgahayu Pramuka Ke-51 Tahun 2012