Pentingnya Cybersecurity Awareness untuk Ketahanan Nasional
Salah satu perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini adalah Cyberspace. Cyberspace memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat, seperti media sosial yang dapat membantu masyarakat untuk bersosialisasi dengan teman, kerabat atau saudara dengan menghiraukan batas ruang dan waktu, kegiatan perbankan, jual beli, birokrasi yang memanfaatkan Internet seperti e-banking, e-commerce dan e-government memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi perbankan, jual beli dan birokrasi. Seperti halnya dunia nyata, cyberspace memiliki sisi negatif yang sering disebut sebagai cyber-crime atau jika diterjemahkan secara bebas adalah kejahatan cyber. Sebagai Institusi pencetak calon pemimpin masa depan Bangsa Indonesia khususnya dalam organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan TNI Angkatan Udara, maka Akademi Angkatan Udara (AAU) menyelenggakan Seminar dan Sarasehan Nasional dengan tema “Cyber Security Awareness dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional” yang diselenggarakan pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2017 di Gedung Sabang Merauke (GSM) AAU Yogyakarta. Kegiatan ini menghadirkan Keynote speaker Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenpolhukan) yang dalam hal ini diwakili Deputi VII Bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Kemenko Polhukam Marsekal Muda TNI Warsono, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang di dalam hal ini diwakili Sekretaris Utama (Sestama) BNPT Mayjen TNI R. Gautama Wiranegara, S.E dan Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir.
Keynote speaker dari Kemenpolhukam menyampaikan tentang penerapan cyber security awareness dalam kehidupan berbangsa dan negara dengan fokus pengamanan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital sehingga dapat menunjang potensi devisa yang dapat dihasilkan Negara dari era digital saat ini. Selain itu Kemenpolhukam juga fokus dalam pengamanan sistem informasi KPU terutama terkait pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah secara serentak agar terlepas dari ancaman cyber, serta fokus untuk memonitoring dan mencegah konten Ilegal dan ujaran kebencian yang berpotensi terhadap pertahanan dan keamanan Negara. Sedangkan keynote speaker dari BNPT menyampaikan tentang upaya Negara melalui BNPT dalam pemantauan dan pencegahan berkembangnya paham radikal dan teroris di Indonesia yang menggunakan dunia cyber sebagai media dalam aktivitasnya. Negara melalui BNPT telah melaksanakan beberapa hal yang pencegahan tersebut dengan metode hard approach dan soft approach dengan bebagai kegiatan kontra ideologi, kontra propaganda dan kontra narasi, melalui pembentukan komunitas-komunitas penggiat damai, serta terus melakukan kegiatan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya terorisme dan radikalisme khususnya di dunia cyber.
Selain tiga orang keynote speaker tersebut, kegiatan Seminar dan Sarasehan ini berlangsung selama 2 hari ini menghadirkan 10 pembicara antara lain:
- Kebijakan Cyberspace Nasional Dari Perspektif Ketahanan Nasional, disampaikan oleh Kolonel Lek Dr. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari, S.T., M.T. (Analis Kebijakan Rencana Kontinjensi Ekonomi, Deputi Bidang Politik dan Strategi, Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional & Ketua Bidang Ketahanan Informasi Desk Cyberspace Nasional (DCN) Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan).
- Cyber Resilience Strategy, disampaikan oleh Prof. Richardus Eko Indrajit (Ketua Dewan Pakar TIK Kementrian Pertahanan Republik Indonesia).
- Sylvia W. Sumarlin (Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII).
- Antisipasi Negara Dalam Serangan Siber Melalui Kriptografi Dan Sertifikat Digital Sebagai Bentuk Penegakan Kedaulatan Siber, disampaikan oleh Eko Yon Handri (Balai Sertifikasi Elektronik – Lembaga Sandi Negara).
- Membuka Kunci Ekonomi Digital di Indonesia, disampaikan oleh Widyawan, PhD (Universitas Gadjah Mada).
- Security Risk, How To Control and Mitigate, disampaikan oleh Dr. Yohan Suryanto, ST., MT. (Universitas Indonesia).
- Peningkatan Industrial Control System Cybersecurity, disampaikan oleh Ahmad Irvan Z, S.T., (Dispen TNI Angkatan Udara).
- Penggunaan Aplikasi Riset untuk Identifikasi dan Pencegahan Serangan Siber, disampaikan oleh Achmad Syafa’at (Bidang Riset dan Pengembangan, Id-SIRTII/CC).
- Network Security Attack, disampaikan oleh Josua M Sinambela, M.Eng (Praktisi IT)
- Android Reverse Engineering, disampaikan oleh Muhammad Dzikri Ramdhani (Praktisi IT)
Kegiatan Seminar dan Sarasehan ini berlangsung selama 2 hari ini diikuti oleh 400 peserta yang terdiri dari dari para pejabat AAU, dosen dan taruna akademi TNI dan POLRI, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum dimana di akhir acara ditandai dengan penyerahan buku secara simbolis oleh PT Gramedia dan Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI “KERIS” kepada Gubernur AAU Marsekal Muda TNI SM Handoko, SIP., MAP untuk kemudian disimpan dan menjadi bahan literasi dan koleksi Perpustakaan AAU. [BE]