Pepatah Jawa dan Perang Asimetris

Bambang Trisutrisno

Pemerhati Pertahanan

6 Responses

  1. Kearifan lokal, salah satu senjata melawan kegagapan terhadap globalisasi.

    • Bambang Ts says:

      Betul, senjata pamungkas yang sengaja atau tidak sengaja dikikis habis padahal seharusnya kearifan tersebut menjadi modal untuk menentukan langkah di masa depan….

  2. brata says:

    Bedanya antara buah matang di pohon dibanding matang di “perem” pakai karbit….rasanya tetap nikmat yg matang di pohon….demikian yg terjadi di kita, sebegitu banyak pepatah2 bagus namun belom ada yang mampu menjalankan dengan benar….

    • Bambang Ts says:

      Cak nun pernah berpendapat, bahwa kita adalah generasi yang “belum siap” untuk merdeka sehingga ketika kemerdekaan hadir kita tidak bisa membedakan mana demokrasi dengan anarki dll. dan begitulah suratan Bangsa ini, dan yang terbaik menurut saya saat ini adalah bagaimana berusaha “membuminkan” pepatah2 tersebut khususnya kepada diri sendiri sukur-sukur bisa mengajak yang disekitar kita sehingga kita tidak termasuk manusia-manusia yang lupa akan akar budayanya…

  3. masbejo says:

    saya yakin di setiap peradaban manusia ada nilai-nilai luhur, bukankah kita di masa lampau pernah berjaya dengan Sriwijaya, Kutai, Majapahit? seandainya kita bisa mengetahui dan mewarisi faktor2 keberhasilan para pendahulu kita itu, saya yakin kita benar-benar akan menjadi negara yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo…. salam

    • Bambang Ts says:

      Terima kasih atas komennya mas bejo…
      Betul mas, dan carut marutnya bangsa kita sekarang sebagian besar karena kita lupa akan peradaban dan warisan luhur para pendahulu kita, padahal jika kita sedikit untuk “rumongso” maka setidaknya dalam setiap nilai-nilai luhur yang diwariskan, terhdap cara untuk menghadapi masa depan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.