Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridhonya sehingga dapat terlaksana dan tersusunnya Buku Proceeding Seminar Nasional Pertahanan dengan tema “Konsep Pertahanan Negara Kepulauan dalam Menghadapi Peperangan Asimetris”. Peperangan asimetris adalah bentuk peperangan yang dikembangkan di luar aturan peperangan yang berlaku di dunia dan memiliki spektrum medan peperangan yang sangat luas, mencakup bentuk yang mencakup model astagatra yang merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang terdiri dari delapan aspek yang merupakan perpaduan trigatra atau kehidupan alamiah (geografi, demografi, sumber daya alam) dengan pancagatra atau kehidupan sosial (ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya). Peperangan asimetris sekarang semakin dianggap sebagai salah satu komponen utama dari peperangan generasi keempat (fourth generation warfare) yaitu perang atau konflik ditandai oleh kaburnya batas antara perang dan politik atau antara tentara dan sipil, dengan ciri menonjol dari peperangan ini adalah melibatkan dua aktor atau lebih, dengan kekuatan yang tidak seimbang. Ancaman perang asimetris saat ini sangat nyata dan kadang tanpa kita sadari telah berada di sekitar kita, sehingga diperlukan konsep dan strategi untuk menangkal dengan mengenalkan ancaman tersebut kepada generasi muda Indonesia sebagai penerus dan penentu keberlanjutan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Seminar Nasional Pertahanan dengan tema “Konsep Pertahanan Negara Kepulauan dalam Menghadapi Peperangan Asimetris” yang diselenggakan atas kerjasama Akademi Angkatan Udara, Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI “KERIS” dan Ikatan Alumni AAU tahun 2001 (PAMUNGKAS AAU 2001) yang didukung oleh Lembaga Mahasiswa Filsafat (LMF) Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dan Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, merupakan sebuah manifestasi dari keprihatinan akan ancaman peperangan asimetris yang sedang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini, sehingga diharapkan akan lahir ide-ide yang kreatif dan inovatif guna mengembangkan dan membangun sebuah konsep pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia dalam menghadapi peperangan asimetris.
Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan dan penyajian laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta terdapat berbagai kekurangan, kelemahan dalam mempersiapkan, dan menyusun proceeding ini. Oleh karena itu, perkenankan kami memohon maaf atas kekurang sempurnaan tersebut. Semoga proceeding seminar ini dapat memberikan kontribusi walau sedikit bagi pihak-pihak yang berkait untuk memupuk nasionalisme generasi muda khususnya dan seluruh komponen Bangsa dalam menghadapi ancaman peperangan asimetris demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Yogyakarta, 5 Juli 2012
Tim Penyusun