Wawasan Nusantara Versus Demokrasi

10 Responses

  1. KBM says:

    Saya setuju demokrasi kita lebih berkiblat pada pancasila bukan pada barat seperti sekarang ini.

    Bagaimanapun juga demokrasi tidak bisa di paksakan untuk bertahan di negara ini yang memiliki berbagai ke khasannya. Saya bukan salah satu orang yang anti demokrasi karena di setiap negara yg sudah modern pasti akan memandang demokrasi itu adalah suatu keharusan. Namun demokrasi yang bagaimana dulu ?

    Negara kita inikan sebenarnya sudah memiliki visi yang jelas, yaitu negara yang berdasarkan Pancasila sedangkan pancasila itu sendiri awalnya di maknai dari kultur budaya masyarakat kita yang hidup di era nusantara dengan budaya sosialnya yang tinggi. Hal ini tentu sangat disadari oleh 2 presiden fenomenal kita yaitu Soekarno dan Soeharto sehingga dalam setiap pidatonya kata “Pancasila” sering disebut2 agar semakin menyatu dengan kehidupan masyarakatnya.

    “It’s work!”

    Selama di bawah kepemimpinan beliau2nya bangsa indonesia mampu di satukan dalam satu visi untuk berjuang dan membangun bangsa indonesia yang kuat, adil dan makmur.

    lantas dimanakah letak demokrasinya ?

    Sedikit mengutip kalimat bung hatta “bila ingin melihat demokrasi yang sebenar2nya silahkan lihat kehidupan masyarakat di desa2”

    Demokrasi Pancasila adalah pilihan tepat dan masih relevan daripada demokrasi ala barat yang tidak cocok tapi di paksakan masuk hingga akhirnya bangsa indonesia seperti kata Jenderal (purn) Djoko “bangsa indonesia adalah bangsa yang suka berkonflik”

    Wawasan Nusantara harus terus disosialisasikan ke berbagai strata pendidikan dan untuk lebih spesifiknya bisa di tingkatkan ke Wawasan Kebangsaan.

    Pesan saya untuk penggiat demokrasi ala barat :

    “Jangan hanya ingin mempertahankan nyawa satu orang tapi mengorbankan nyawa ratusan orang”

    Buat bangsa indonesia kok coba – coba! (minyak kayu putih)

  2. THambrata says:

    Betul mas KBM,

    Kalo dari berbagai literatur yang saya baca wawasan kebangsaan merupakan transformasi dari wawasan Nusantara. Ada pun perubahan nama lebih mengarah kepada antiklimaks thd wawasan Nusantara yang satu paket dengan dwifungsi ABRI/p4/dll yang sekarang tidak disukai.

    Terimakasih atas diskusi baiknya…

    Salam

  3. Bambang Ts says:

    “..Democracy is not merely government by the people, democracy is also government for the people.” begitu pesan Bung Karno ketika berpidato didepan Kongres Amerika Serikat tahun 1956, dan jika isi Pidato beliau pada waktu itu, Demokrasi suda termuat dalam Pancasila yaitu dalam sila ke-3 seperti yang diuraikan beliau dalam rekaman video disini http://youtu.be/Tkya6yNs_4Y.
    Kita sudah diwarisi demokrasi yang sesuai dengan kemajemukan bangsa ini oleh para founding father Bangsa ini, namun sungguh ironis memang, kebanyakan dari penghuni bangsa ini melupakannya dan menganggap bahwa Pancasila hanya sebatas Mitos dan Simbol belaka…

    • brata says:

      Demikian , karena semua sdh melenceng dari tujuan asalnya….

      Keterbatasan pengetahuan ditambah salah asuhan pola ala barat sehingga demokrasi ala barat begitu disayang oleh bangsa ini….keinginan utk mendapatkan kebebasan, padahal kebebasan tidak cocok dengan kultur bangsa kita yg senang berkelahi ini….

  4. yoga okto putomi says:

    bahkan dalam UU SPN (Sistim Pendidikan Nasional) dalam pengembangan kemampuan dan pembentukan karakter bangsa, nilai-nilai karakter bangsa yang perlu di internalisasikan di dalam pendidikan dasar (SD & SMP) nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sudah tidak disebut-sebut lagi, diganti dengan nilai nilai baru.. nilai-nilai tersebut dibagi menjadi 5 kelompok nilai
    1. nilai karakter dalam hubungan manusia dengan tuhan (religiusitas)
    2. nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (kejujuran, kecerdasan, rasa tanggungjawab, kebersihan &kesehatan, kedisiplinan, berpikir logis kreatif inofatif, ketangguhan, keingintahuan, cinta ilmu, rasa percaya diri, kemandirian, berani mengambil risiko, berorientasi terhadap tindakan, jiwa kepemimpinan dan kerja keras)
    3. nilai karakter dalam hubungan antar manusia (tolong menolong, kesantunan, kesadaran hak dan kewajiban diri dan orang lain, kepatuhan pad aturan sosial, menghargai karya orang lain, demokrasi)
    4. nilai karakter dalam hubungan dengan lingkungan (kepedulian terhadap lingkungan)
    5. nilai kebangsaan (nasionalisme, menghargai keberagaman)

    sangat disayangkan cirikhas bangsa ini dalam penyelesaian masalah melalui musyawarah tidak ditanamkan sejak pendidikan dasar.

    • brata says:

      Betul, semua sangat disayangkan, apa yang baik ditinggalkan dan apa yang tidak cocok bagi bangsa ini malah diagungkan

  5. Ada pun perubahan nama lebih mengarah kepada antiklimaks thd wawasan Nusantara yang satu paket dengan dwifungsi ABRI/p4/dll yang sekarang tidak disukai.

    nah, menurut saya kok seolah olah wawasan nusantara sekarang kurang diangkat karena produk Orba ya mas?
    seharusnya menjadi keprihatinan para pengambil kebijakan ketika ada calon hakim konstitusi yang tidak hapal 5 sila pancasila, disadari atau tidak, penanaman rasa kebangsaan dan jati diri Indonesia sekarang sudah sangat jarang dilakukan, dan malah cenderung lebih suka menggunakan paham paham impor

    • brata says:

      yup,

      padahal tidak semua dari orba itu jelek, sistem orba justru lebih baik dan cocok bagi Indonesia, namun, mungkin pada masa itu tidak dilakukan dengan sebaik2nya…

  6. Arief Yunan Priyoutomo says:

    Jadi bagaimana sebaiknya kita memulai kembali Wawasan Nusantara ini?
    Apalagi, dengan sistem pendidikan yang sudah diacak2 hingga gak jelas arahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.