Sebuah Klise, Gap Ekonomi Anggaran Pertahanan

7 Responses

  1. Tavip says:

    kenapa ya anggaran TNI apabila minta ke parlemen kok di Cut nya malah banyak sekali apakah ada “tangan-tangan politik” yang mengintervensi didalamnya ?
    saya melihatnya ini cara parlemen memainkan politiknya kepada TNI

    • THambrata says:

      Gak berani menjawabnya kalo cm berdasarkan perkiraan Vip…tp yg jelas gap ekonomi anggaran pertahanan tersebut sangat lebaaarrr dan besaaaarr…

  2. taufik says:

    Di bukunya Amarulla Octavian “Militer dan Globalisasi”, berdasarkan analisis yg dipublikasikan, Indonesia masuk urutan ke-18 kekuatan militer dunia, data dianalisis berdasarkan 45 faktor yg melakukan “penilaian berdasarkan gelar statis alutsista termasuk kapabilitas darat,laut dan udara”, sehingga memposisikan Indonesia di peringkat puncak di antara negara ASEAN yg lain. Namun jika melihat data yg disajikan The World Bank, Indonesia cuma menganggarkan 0,7% GDP utk belanja militer, dibanding dengan Malaysia yg 1,6% dan New Zealand 1,1%. Jadi anggaran militer Indonesia memang sangat kecil dibanding dgn yg lainnya. Kenapa jadi urutan ke-18 paling kuat di dunia? karena Kuantitasnya emang paling banyak dibanding negara lain, tapi yg jarang disadari anggaran militer terlalu banyak terserap utk belanja pegawai/tentara kita banyak. Kenapa udah tau gitu kok ngerekrut tentara selalu banyak (tiap tahun lebih dari 1000 personel direkrut utk masuk TNI)? karena TNI masih dianggap cara paling popular untuk menampung pekerja usia produktif.
    Parlemen tentunya banyak sekali pertimbangan utk membagi anggaran negara supaya optimal. Nah, semoga konsep pak SBY “Zero Growth” di tubuh TNI akan memangkas belanja pegawai,shingga bukan hanya lebih mampu utk membeli alutsista tapi juga prajurit yg sudah ada bisa lebih sejahtera.

    • THambrata says:

      Benar pak Taufik. Data yg mengatakan Indonesia berada dalam peringkat militer 18 tersebut dinilai dari segi kuantitas dan juga individual skill saja…tidak termasuk peralatan sistem senjatanya. Zero growth di tubuh AURI s3bagai contohnya dimana kebutuhan personel awak udara yg disesuaikan dengan penambahan skadron udara pun kemungkinan akan diambil dari double personel yg ada di tiap2 skadud sehingga automaticaly akan menyebarkan personel di satuan2 baru yg akhirnya akan mengerucut ke atas…

  3. bambang_1 says:

    saya pernah membahas di situs militer dari anak2 indonesia, sudah saya sampaikan indonesia setidak2nya perlu 25-35 skuadron pesawat tempur, yang dalam pengadaannya dapat dilakukan variasi dan kombinasi dalam penempatan pesawat2 tempur shg yg satu diback up oleh pswt tempur yg lainnya, misalnya disumatera krn berbatas dng singapura, dan malaysia serta berbatas dng laut sunda yg sering dilalui oleh kapal2 dagang dan militer asing diperlukan 6-7 skuadron pswt tempur, di kalimantan sendiri diperlukan 5 skuadron pesawat tempur, di sulawesi diperlukan 5 skuadron, di papua diperlukan 5 skuadron dng penempatan manokwari 1 skuadron, di sorong 1 skuadron, dijayapura 2 skuadron dan ditimika ditempatkan 1 skuadron, di halmahera ditempatkan 2 skuadron, di gorontalo ditempatkan 1,5 skuadron, di NTT ditempatkan 5 skuadron dng penempatan 1 skuadron di maumere, 1 skuadron di pulau alor-kalabahi, 1 skuadron di pulau rote (pulau roti) yang berbatas dng australia, dan 2 skuadron pswt tempur di Kupang, di NTB ditempatkan 4 skuadron dng posisi di sumbawa 1, 5 skuadron, dan sisanya ditempatkan di mataram, lalu dibali ditempatkan 2 skuadron, dijawa timur ditempatkan 7 skuadron dng rincian 2 skuadron di malang, 2 skuadron di madiun, dan 3 skuadron si surabaya, di yogyakarta ditempatkan 3 skuadron, di semarang ditempatkan 3 skuadron, di bandung ditempatkan 3 skuadron, di jakarta ditempatkan 4 skuadron, di pulau nipah dibangun perlengkapan pesawat tempur utk 10 unit, kemudian indonesia perlu ada 25-40 unit kapal selam, dengan berbagai variasi dari kapal selam kelas kilo, kapal selam BNV, Kapal selam scorpion, kapal selam rudal strategis kelas borey, kapal selam bertenaga nuklir, kapal selam kelas delta III, kapal selam typhoon, kapal selam delta III, mengadakan 400 kapal perusak, 700 kapal fregat, 800 kapal korvet, 1200 kapal cepat rudal dari berbagai ukuran, 400 kapal jelajah, 500 kapal penyapu ranjau, 400 LPD, 700 Kapal Angkut Tank, 500 Kapal Angkut Amphibi serbu, mengadakan 800 MBT, mengadakan 1500 tank medium, mengadakan 800 pantsyr,mengadakan 600 unit BUK M2E Missile system, mengadakan 400 baterai S 300 yang disebar ke seluruh wilayah Indonesia, mengadakan 6 skuadron pesawat angkut, mengadakan 12 skuadron heli serang, mengadakan 16 skuadron UAV yang dipersenjatai, mengadakan 600 unit kapal siluman, mengadakan 60-80 unit pesawat peringatan dini, mengadakan 7 skuadron pesawat pengebom, mengadakan 16 skuadron heli angkut, mengadakan heli anti kapal selam dan kapal permukaan serta anti tank sebanyak 400 unit untuk TNI A.L., mengadakan 2000 unit perluncur rudal juveline dan 200.000 unit rudal, mengadakan 400 unit pesawat amphibi yang dipersenjatai, mengadakan 2000-2500 tank amphibi, mengadakan 8 skuadron super tucano, merekrut dan membentuk pasukan anti cyber war sebanyak 400.000 personil disebar ke armada laut, darat dan udara, merekrut tenaga medis dan dokter sebanyak 100.000 personil, membentuk pasukan wajib militer sebanyak 45 batalion, dan komponen cadangan sebanyak 200.000-400.000 personil setahun, mengadakan leopard, dan jembatan medis,

    • THambrata says:

      Ideal memang begitu mas…kenyataan berkata lain…salah satu jalannya yg harus diselesaikan menuju ideal tsb adalah penyelesaian gap ekonomi anggaran pertahanan….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.