Sebuah Goresan Pena, tentang Accident Hawk-209 TT-0212 Di Pekanbaru
Sebuah kejadian menimpa TNI AU tadi pagi (Selasa, 16 oktober 2012 waktu 09:56 WIB). Sebuah pesawat tempur buatan BAe Hawk 209, dengan registrasi TT-0212 milik skadron udara 12 “Black Panther” Lanud Roesmin N. Pekanbaru crash atau jatuh di daerah sekitar Pandau, Riau. Alhamdulillah, Pilot yang menerbangkan yaitu Letda Pnb Reza Yori (AAU’2009) selamat dengan menggunakan ejection seat. Dan sampai saat ini belum diketahui penyebab pesawat tersebut jatuh dan mengenai penyebab mari kita serahkan kepada pihak yang terkait.
Pesawat Hawk 209 TT-0212 ini masih tergolong muda di jajaran pesawat tempur milik TNI AU. Pesawat ini masuk di TNI AU pada Tahun 1997 dengan registrasi TT-1214 dan kemudian menjadi TT-0212. Pesawat jatuh di sebuah pekarangan dan dari beberapa foto yang terpublish di dunia maya terlihat bahwa itu merupakan daerah pemukiman penduduk. Saya mungkin memperkirakan, sebelum jatuh, pilot mencoba mengarahkan pesawat tersebut ke arah pekarangan dan setelah yakin pesawat akan jatuh di pekarangan, maka pilot tersebut melakukan eject. Sehingga diharapkan tidak menimbulkan jatuhnya korban sipil. Salut.!
Setelah kejadian, banyak warga berkumpul dan pastinya media juga pasti datang. Bagai gula ada semut, dimana ada kejadian tertentu pasti akan berkumpul khalayak orang. Namun ketika berkumpulnya orang-orang yang penasaran tersebut, ada kejadian miris yang terjadi. Adanya aksi pemukulan dari pihak TNI AU kepada pihak media dan pihak warga. Kenapa ini bisa terjadi?
Suatu kejadian seperti ini memang langsung akan tersebar dengan cepatnya, sama dengan cepatnya tersebar berita mengenai TT-0212 yang crash. Dari beberapa komentar di jejaring sosial ada yang berkata PRO dan KONTRA terhadap kejadian tersebut. Memang, manusia memiliki insting alami yaitu yang dinamakan insting ke-ingin tahu-an. Kiranya sifat keingin tahuan inilah yang mengakibatkan hal tersebut terjadi. Ketika suatu ada kejadian, selain warga, media pun ingin mengetahui dan memang tugas media adalah memberikan info kepada khalayak yang lebih luas lagi.
Nah, sedangkan dari pihak TNI AU ketika mengetahui bahwa ada kejadian TT-0212 crash. Hal yang utama adalah menuju lokasi kejadian dan men-sterilkan lokasi dan sekitar lokasi kejadian. Kenapa perlu disterilkan? Saya akan coba bahas dulu apabila pesawat biasa yang jatuh (pesawat sipil). Ketika sebuah pesawat sipil crash, maka dari pihak berwenang akan langsung membuat perimeter lokasi, dan yang bisa masuk ke dalam perimeter tersebut hanyalah pihak-pihak tertentu. Mengapa?
Pertama, ketika pesawat tersebut crash, pesawat tersebut keadaannya sangatlah tidak stabil. Karena pesawat membawa bahan bakar nya yang ditakutkan apabila meledak, maka bisa menciderai lingkungan sekitar.
Kedua, misalkan ada ledakan akibat bahan bakar yang tersulut api. maka efek dari ledakan tersebut adalah serpihan-serpihan pesawat yang terpencar akibat ledakan, yang bisa mengenai siapa saja.
Ketiga, daerah sekitar pesawat tersebut harus steril agar apa? Ini sangat membantu sekali apabila nantinya penyelidik sudah turun tangan. Penyelidik akan menyelidiki hingga sedetail mungkin, dan sebisa mungkin mendapatkan serpihan-serpihan pesawat baik yang telah terpecah sekecil mungkin. Yang dimana serpihan tersebut akan sanagat membantu kelancaran penyilidikan. Bisa saja karena tidak ada perimeter, maka ada beberapa orang yang tidak tahu mengenai pentingnya serpihan tersebut untuk penyelidikan malah menjadikan serpihan tersebut menjadi rusak atau bahkan hilang.
Nah itu untuk pesawat sipil. bagaimana dengan pesawat militer? Terlebih lagi apabila pesawat tempur yang jatuh. Apa sih yang membahayakan?
Pesawat tempur itu selain membawa bahan bakar pesawat, namun juga membawa amunisi-amunisi aktif. Dimana amunisi ini sensitif terhadap api, panas, maupun guncangan. Misalkan saja, pesawat jatuh namun tidak terbakar namun bisa saja amunisi ini akan aktif kapan saja akibat guncangan yang diterima dari impact. Patut diperhatikan bahwa pesawat ini sedang dalam misi latihan dan ops hanud (operasi pertahanan udara) sepanjang tahun, jadi membawa 2 rudal sidewinder aktif. Ledakan dari 2 rudal sidewinder ini cukup untuk menghancurkan sebuah rumah, oleh karena itu evakuasi ditunda sampai 24jam untuk menghindari kecelakaan lebih lanjut.
Disinilah tugas TNI AU maupun pihak berwenang lain mengapa perlu membuat Perimeter Aman. Tugas mereka hanyalah ingin membuat warga dan pihak media aman dan selamat. Serta memudahkan pihak penyelidik dalam menyelidiki sehingga bisa saja dapat segera ditemukan mengapa bisa terjadi kecelakaan tersebut.
Oke, itu tadi mengapa perlu adanya Perimeter Aman. Sekarang mari kita bahas mengapa bisa terjadi aksi pemukulan yang dilakukan pihak TNI kepada beberapa orang warga maupun media.
disni saya bisa menggarisbawahi, bahwa tugas mereka (TNI) itu mengamankan lokasi sekitar agar warga dan media aman dan selamat. Dan mereka membuat perimeter yang sangat amat ketat, tentunya dengan alasan seperti di atas.
Namun, nyatanya beberapa orang melanggar perimeter tersebut dan mencoba semakin mendekat ke pesawat yang jatuh. Dari Pihak TNI AU pun sudah melakukan peringatan pasif yaitu melalui lisan yang pastinya semua orang mendengarkan. Akan tetapi masih juga perimeter tersebut dilanggar, akibatnya ya pihak TNI AU terpaksa melakukan tindakan aktif yakni tindakan fisik.
Kini coba direnungkan, bagaimana kah apabila ada orang lain bertindak tidak enak kepada anda? Pasti kita akan memberikan peringatan, apabila peringatan pertama tersebut diabaikan, kita masih bisa sabar. Namun sesabar-sabar nya manusia, pasti ada batasannya. nah disini beberapa orang warga dan pihak media salah. Mungkin saja setelah TNI memberikan peringatan berkali-kali, namun beberapa pihak tetep ngeyel melanggar Perimeter tersebut, padahal perimeter tersebut diciptakan ya demi keamanan dan keselamatan mereka sendiri. Ya karena sabar dan terlalu sabar namun seperti dipermainkan dan disepelekan, maka terjadilah Tindakan Aktif yang dilakukan TNI tersebut. Bagaimana jika nantinya amunisi tersebut meledak dan nantinya ada korban?? Apakah TNI kemudian disalahkan? Padahal mereka telah membuat dan menjaga perimeter agar hal-hal yang tidak dikehendaki tidak terjadi.
Namun tindakan Aktif yang dilakukan TNI tersebut bisa dibilang juga salah. Kenapa harus dipukul? Kenapa tidak tangkap dan giring kembali ke luar perimeter aman. Dan berikan penjelasan kenapa harus diluar perimeter secara rinci atau kalau ingin perimeter mendetil, tutup saja wilayah perimeter tersebut dengan Seng atau benda penutup yang lain.
Saya ingin mengutip tulisan dari seorang rekan: “Sebenernya banyak jg rekan2 wartawan yg paham dengan hal ini dan kita jg berhubungan baik, kita fokus dengan keselamatan org banyak itu mengapa si pilot dgn presisi bisa menempatkan pesawatnya di pekarangan rumah, bukan di rumah orang, krn dia msh memikirkan nyawa yg dibawah sebelum meninggalkan pesawatnya. Kita sayang sama NKRI, dan kita sayang wartawan, sayang jg sama rakyat Indonesia. Just info: kita sedang ops hanud spenjang tahun dan bs diperkirakan apa yg kita bawa di pesawat tsb, akan menjadi sia sia ketika pilot sdh berusaha Nil korban tetapi gara2 tindakan nafsu ingin shooting malah nambah korban.”
Dan saya cuman bisa menambahkan: “ingat… bahwa mereka bekerja demi keamanan dan keselamatan kita juga… sepatutnya kita juga patuh agar kita aman dan selamat…”
Salam
Referensi : Diolah dari berbagai sumber