Militer Sebagai Sarana Meningkatakan Bergaining Position Dalam Diplomasi

6 Responses

  1. diplomasi dan militer sebenarnya sangat erat dalam prakteknya, itulah kenapa Amerika menyebut Kapal Induknya dengan 90.000tons of diplomacy

    • Lalu Fahmy Aditia says:

      tepatnya tidak bisa di pisahkan mas,apabila diplomasi kita bagus tapi kapabilitas militer sebaliknya akan membuat diplomasi tidak maksimal karena sifatnya saling mendukung,diplomat siap di meja perundingan,dan tentara siap dengan kapal perangnya.
      rumus yg perlu di ingat: foreign policy = national power + national interest

      • sangat setuju dengan rumus foreign policy = national power + national interest
        memang deplu dan sikapnya terhadap negara lain menjadi cermin dari kekuatan dan kemauan suatu negara dalam memenuhi kebutuhan akan terjaminnya kelangsungan hidup suatu negara

  2. bambangts says:

    Diplomasi akan berhasil jika didukung oleh 2 hal yaitu Militer dan Ekonomi. mereka mengenal 90.000 ton diplomasi untuk menyebut penggelaran kapal induknya dan mereka menyebut $ diplomacy untuk menunjukan power kekuatan ekonominya…

  3. Arief Yunan Priyoutomo says:

    Mas Fahmy, kemaren sempat nanya tentang wewenang pengerahan TNI kan?
    Berikut saya kopikan dari JakUmHanNeg:

    5. Kebijakan Pengerahan Kekuatan Pertahanan Militer

    Pengerahan kekuatan TNI sebagai komponen utama dalam pertahanan militer harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, terutama yang menyangkut tataran kewenangan serta tanggung jawab dan prinsip-prinsip dasar dalam pengerahan kekuatan TNI.
    a. Kewenangan dan tanggung jawab pengerahan kekuatan TNI berada pada Presiden, sedangkan tanggung jawab penggunaan kekuatan TNI berada pada Panglima TNI.
    b. Dalam hal pengerahan kekuatan TNI untuk menghadapi ancaman bersenjata Presiden harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat kecuali dalam keadaan memaksa.
    c. Pengerahan kekuatan pengganda untuk pertahanan militer dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
    d. Pengerahan kekuatan TNI harus sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup
    berdampingan secara damai.

    Kalo di bawah ini saya kopikan tentangn kebijakan PamTas dan Pulau Terluar:

    8. Kebijakan Pengamanan Wilayah Perbatasan dan Pulau-Pulau Kecil Terluar

    Ancaman yang bersumber dari konflik wilayah dan kawasan perbatasan serta ancaman terhadap keamanan pulau-pulau kecil terluar merupakan salah satu ancaman aktual untuk ditangani secara lebih serius, oleh sebab itu, prioritas kebijakan pertahanan negara diarahkan pada :
    a. Pengintegrasian peran dan fungsi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) terkait pengembangan kawasan perbatasan negara dan pulau-pulau kecil terluar;
    b. Maksimalisasi peran BNPP dalam rangka meningkatkan pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan, serta pulau-pulau kecil terluar;
    c. Pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan serta pulau-pulau kecil terluar sebagaimana dimaksud pada poin b, termasuk pembangunan infrastruktur perbatasan, pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat, penuntasan
    penentuan garis batas dengan negara tetangga, serta mengoordinasikan penataan ruang kawasan pertahanan, dan pengamanan secara fisik bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan dan TNI; dan
    d. Optimalisasi upaya diplomasi secara bilateral dan/atau multilateral dengan mengedepankan penyelesaian perbatasan secara damai dengan negara-negara yang memiliki persoalan perbatasan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Mungkin gak secara gamblang, tapi bisa dijadikan dasar pemikiran.

  4. Tavip says:

    dan bisa dilihat Economic Diplomacy nya U.S kuat dan bisa dibilang menjadi sebagai garda terdepan diplomasi sebelum militer dan bisa dilihat bagaimana perusahaan multinasional di bawah benderanya atau para eksekutif-eksekutifnya yang diperhitungkan, kekuatan Economic Diplomacynya ini yang saya sebut sebagai kekuatan “Siluman tapi mematikan” karena selama ini kekuatan militernya mereka yg diperlihatkan dan dibanggakan tapi sebenarnya kekuatan economicnya ini memang diperlihatkan tapi tidak sebesar atau seheboh kekuatan militernya……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.